Ciampea, viralhariini.com – Indonesia kembali berduka atas kepergian salah satu putra terbaik bangsa, Marsma TNI Fajar Adriyanto, yang wafat usai kecelakaan pesawat tempur di langit Ciampea, Bogor, pada Minggu, 4 Agustus 2025. Sosok yang terkenal sebagai “Red Wolf”, julukan khasnya di lingkup TNI AU, gugur dalam latihan penerbangan saat mengendalikan pesawat FASI PK-S216.
Kabar duka ini langsung menyebar luas dan menjadi perhatian nasional, mengingat peran dan dedikasi luar biasa Marsma Fajar dalam membela dan mengawal udara Indonesia. Ia bukan sekadar prajurit, tapi ikon bagi generasi muda Angkatan Udara Indonesia yang ingin terbang tinggi demi kedaulatan bangsa.
Karier Militer yang Cemerlang
Marsma TNI Fajar Adriyanto terkenal sebagai salah satu perwira tinggi TNI AU dengan rekam jejak yang mengesankan. Ia memulai karier militernya di Akademi Angkatan Udara (AAU) sebagai penerbang tempur yang disiplin, berani, dan penuh semangat.
Sosoknya semakin terkenal oleh publik ketika ia berhasil memimpin beberapa misi pengamanan wilayah udara nasional dari gangguan pesawat asing. Julukan “Red Wolf” disematkan oleh rekan-rekannya karena gaya terbangnya yang agresif namun penuh perhitungan, seperti serigala merah yang memburu tanpa suara.
Penjaga Langit dari Ancaman Pesawat Asing
Salah satu momen paling heroik dalam karier Fajar adalah saat ia turut terlibat dalam operasi pencegatan pesawat militer asing yang terindikasi memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin. Beberapa laporan menyebut, Fajar adalah pilot yang ikut “menggiring” jet tempur milik Amerika Serikat yang sempat mendekati zona netral Indonesia.
Walau sebagian data misi ini dirahasiakan oleh pihak militer, namanya muncul sebagai simbol ketegasan TNI AU dalam menjaga kedaulatan langit nusantara.
Meninggal Dunia dalam Tugas Latihan
Pesawat FASI PK-S216 yang dikemudikan Fajar Adriyanto jatuh di area persawahan di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pesawat jatuh dalam sesi latihan penerbangan pada pagi hari. Tim SAR gabungan TNI dan warga langsung melakukan evakuasi, namun Fajar dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU mengonfirmasi kejadian ini dan menyampaikan belasungkawa mendalam. “Beliau adalah sosok teladan. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi institusi dan bangsa,” ujar pejabat tersebut.

Duka Mendalam dari Warga dan Rekan Militer
Ungkapan duka mengalir dari berbagai pihak, mulai dari tokoh militer, mantan perwira, hingga masyarakat umum. Media sosial banyak ucapan belasungkawa dan testimoni tentang dedikasi almarhum.
Beberapa rekan menyebut, Fajar selalu hadir dengan semangat juang yang tak pernah padam. Ia aktif memberi pelatihan, berbagi pengalaman kepada penerbang muda, serta menjadi mentor dalam berbagai program latihan udara.
Warisan Semangat Sang Red Wolf
Kepergian Marsma Fajar bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga warisan semangat perjuangan dan integritas dalam membela Tanah Air. Ia mengajarkan bahwa cinta tanah air tidak hanya di mulut saja, tapi harus terbukti dalam aksi nyata, termasuk mengabdi di udara demi kedaulatan Indonesia.
Jenazah Marsma TNI Fajar Adriyanto akan dimakamkan secara militer sebagai bentuk penghormatan terakhir. Pemerintah menyatakan akan memberikan penghargaan kepada almarhum atas pengabdiannya yang luar biasa.
Baca juga : Masyarakat yang Kibarkan Bendera One Piece Jadi Incaran Aparat Lewat Ketua RT
Satu Komentar