Home / Lifestyle / Istilah dalam Hubungan Toxic yang Banyak Dialami Gen Z, Selain Ghosting

Istilah dalam Hubungan Toxic yang Banyak Dialami Gen Z, Selain Ghosting

hubungan toxic

Jakarta, viralhariini.com — Di tengah arus percintaan digital yang semakin cepat dan kompleks, banyak Gen Z yang tanpa sadar terjebak dalam hubungan yang tidak sehat alias toxic relationship. Bukan hanya soal pertengkaran atau perbedaan prinsip, hubungan toxic zaman sekarang sering kali tersembunyi di balik istilah-istilah kekinian yang terdengar sepele. Jika selama ini kamu hanya mengenal “ghosting”, ternyata masih ada banyak istilah lain yang wajib tahu agar kamu bisa lebih waspada dan melindungi kesehatan mental.

Dengan semakin mudahnya komunikasi lewat media sosial, muncul juga tren-tren baru dalam cara orang menjalin dan mengakhiri hubungan. Sayangnya, beberapa tren ini lebih banyak meninggalkan luka daripada cinta. Banyak Gen Z yang mengalami tekanan emosional karena pasangan memperlakukan mereka secara manipulatif, namun bingung memberi label pada apa yang sebenarnya terjadi. Artikel ini membahas istilah-istilah yang kini umum di lingkungan Gen Z dan perlu diwaspadai karena bisa jadi sinyal hubungan yang tidak sehat.

10 Istilah Percintaan Gen Z

Breadcrumbing

Breadcrumbing adalah kondisi di mana seseorang memberikan sinyal-sinyal romantis kecil tanpa niat untuk benar-benar menjalin hubungan serius. Pelakunya seolah memberi “remah-remah roti” untuk membuatmu tetap tertarik, tapi tidak pernah benar-benar mengajakmu masuk ke hubungan yang nyata. Gen Z yang sedang mencari validasi atau merasa kesepian sangat rentan jadi korban breadcrumbing.

Gaslighting

Istilah ini makin sering terdengar karena sangat umum dalam hubungan manipulatif. Gaslighting adalah kondisi ketika seseorang membuatmu meragukan realitas atau penilaianmu sendiri. Contohnya, saat kamu merasa tersakiti dan mengungkapkan perasaanmu, tapi pasangan malah bilang kamu “terlalu sensitif” atau “halu”. Ini bisa membuatmu merasa bersalah tanpa alasan dan mempertanyakan diri sendiri terus-menerus.

Love Bombing

Cinta yang terlalu cepat datang juga patut waspada. Love bombing terjadi ketika seseorang membanjiri kamu dengan pujian, perhatian berlebih, dan komitmen tinggi sejak awal hubungan. Awalnya terasa menyenangkan, tapi biasanya berbarengan dengan kontrol emosional dan sikap manipulatif saat kamu mulai dekat atau tergantung secara emosional.

Baca juga : 5 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Bikin Hidupmu Lebih Bahagia Setiap Hari

Benching

Benching mirip seperti cadangan di pertandingan olahraga. Pasangan atau gebetan tidak benar-benar menjalin hubungan, tapi juga tidak membiarkan kamu pergi. Kamu tetap diajak ngobrol sesekali, mungkin diberi harapan palsu, tapi tidak ada perkembangan ke arah yang lebih serius. Akhirnya kamu hanya menjadi opsi, bukan prioritas.

Orbiting

Pernah di-ghosting, tapi si dia masih sering muncul di Instastory kamu, like postingan, atau kasih reaksi di TikTok? Itu namanya orbiting. Istilah ini menggambarkan orang yang sudah tidak ingin menjalin hubungan, tapi tetap berada di sekitar lingkar sosial digital kamu. Tujuannya? Biasanya hanya untuk menjaga eksistensi atau memberi efek baper.

Slow Fading

Ini adalah ghosting versi pelan-pelan. Seseorang mulai membalas chat kamu lebih lama, nada bicara berubah, dan makin lama makin menjauh. Tapi tidak pernah secara jelas mengakhiri hubungan. Proses ini membuat kamu merasa digantung tanpa kejelasan, dan perlahan merasa ditolak tanpa tahu kapan pastinya.

Situationship

Situationship adalah kondisi di mana dua orang tampak seperti pasangan, tapi tidak punya komitmen jelas. Mereka mungkin jalan bareng, mengobrol setiap hari, bahkan saling perhatian, tapi ketika ditanya “kita ini apa?”, jawabannya menggantung. Situasi ini bisa bikin kamu bingung, insecure, dan akhirnya capek sendiri.

Hoovering

Setelah kamu memutuskan untuk pergi dari hubungan toxic, pelaku tiba-tiba kembali dan menunjukkan penyesalan, bahkan janji berubah. Ini disebut hoovering, dari nama vacuum cleaner karena tujuannya adalah “menyedot” kamu kembali ke hubungan yang sama. Jangan terkecoh, biasanya siklusnya akan kembali berulang.

Tuning

Tuning adalah tindakan halus seperti menyukai postingan lama, kirim emoji random, atau komentar lucu tanpa konteks. Ini cara tidak langsung untuk menarik perhatian kamu, tanpa benar-benar ingin menjalin hubungan. Biasanya dilakukan oleh mantan yang ingin ‘cek ombak’ atau memastikan kamu masih merespons.

Paper Clipping

Istilah ini mengacu pada seseorang yang tiba-tiba muncul, memberi sinyal romantis kecil, lalu menghilang lagi. Ibaratnya seperti “paper clip” yang muncul hanya untuk mengikat sesuatu sebentar, lalu dilepas kembali. Ini membuat korban terus berharap dan bertanya-tanya.

Kenapa Gen Z Rentan Terjebak?

Salah satu penyebab utama adalah karena banyak hubungan saat ini mulai berlangsung secara digital. Perilaku tidak konsisten seperti breadcrumbing atau orbiting sulit terlacak karena batasan antara kedekatan dan kejelasan menjadi kabur. Banyak anak muda yang takut kehilangan atau lebay jika membahas komitmen, padahal justru penting untuk kesehatan emosional jangka panjang.

Selain itu, minimnya edukasi emosional dan komunikasi asertif membuat Gen Z rentan berada di hubungan ambigu dan tidak seimbang. Media sosial juga menambah tekanan karena semua terlihat “bahagia”, sehingga orang sering memilih mempertahankan hubungan toxic demi citra.

Kalau cinta sudah bikin bingung dan hati terus terluka, itu tandanya bukan kamu yang salah… tapi kamu butuh hubungan yang lebih sehat. Jangan sampai cinta bikin kamu lupa bagaimana mencintai diri sendiri. 💔✨

Baca juga : Cara Mudah Membangun Rutinitas Pagi yang Bikin Hari Lebih Produktif dan Bahagia

Tag:

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *